Rabu, 23 April 2014

Korban Perokok Aktif



Namaku Heeza, Mahasiswi semester 4 di salah satu universitas swasta di negeri ini. Waktu waktuku ku habiskan untuk belajar dan belajar. Terbayang wajah ayah bunda ku di rumah, betapa susahnya mereka menyekolahkanku sampai saat ini. Mereka bekerja keras demi aku. Maka dari itu aku akan membalasnya dengan jeri payahku sendiri, yakni prestasi. Aku tahu ini tak seberapa, namun aku akan berusaha demi membanggakan ayah bunda ku.
                Tapi niat itu seketika terhenti saat Aku merasakan sakit yang hebat di dadaku, sesak nafas, dan batuk tiada henti. Aku tak mau mengkhawatirkan kedua orang tuaku, kusembunyikan semua perasaan sakit yang menyiksa ini, dan menampilkan semua yang baik dariku. Cheers! Hanya itu yang kutampilkan pada mereka. be strong heeza!
                Sampai pada akhirnya, aku tak kuasa membendung rasa sakit ini, tubuhku yang mengurus memuntahkan darah yang cukup banyak dihadapan kedua orang tuaku. Mereka panik melihatku tak berdaya sambil tak hentinya memuntahkan darah.
                “Ayah bunda, maafin Heeza ya. Heeza nggak pernah bilang kalo Heeza sakit. Heeza pengin ayah bunda ngga khawatir tentang keadaan heeza” tuturku dihadapan ayah bundaku, tak hentinya aku menangis merintih sakit.
Ayah dan bundaku tak kuasa melihatku terbujur kaku. Mereka mencoba menghiburku, tak kuasa aku melihatnya. Oh tuhan tolong aku!
                Divonis dokter menderita kanker paru, dalam hariku yang begitu menyesakkan di ruang rumah sakit aku berusaha untuk menjadi Heeza yang dulu namun sekarang , Aku adalah perokok pasif, siapapun itu yang membuatku menjadi perokok pasif aku berharap orang itu berhenti untuk merokok. Aku tak mau mereka merasakan hal yang sama padaku. Cukup aku saja yang menderita akan penyakitku. Jangan kalian, kumohon.
                “Bunda, Heeza mau kuliah. Boleh kan?” pintaku dengan bunda. Kehidupan di ruang rumah sakit ini membuatku merasa bosan.
Bunda memang orang yang pengertian, beliau mengizinkanku untuk kuliah tapi hanya sesaat. Walaupun sesaat, rasanya sangat senang, aku bisa bertemu dengan temanku.
                Dengan perlengkapan khusus, masker dan apapun itu yang membuat menular ditutup dari tubuhku. Its okay! Tak membatasi niatku untuk kuliah.
 Di kampus, semua berbeda, mereka mengasingkan aku, menjauhi ku. Aku dikucilkan bahkan tak dianggap sedikitpun. Memang sedih, tapi lebih sedih jika mereka tertular virusku!  Aku orang yang terasingi! Aku zombie! Tuhan, adakah ujungnya penderitaan ini? Heeza yang dulu dikenal sebagai wanita yang normal, namun sekarang, aku layaknya manusia yang bangkit dari kematian. Tersenyum! Hanya itu yang dapat kulakukan, apapun perasaanku aku selalu tersenyum.
                Tubuhku yang mengurus dan membungkuk membuatku tak berdaya. Batuk terkadang disertai darah tiada henti keluar dari paruku. Aku bukan perokok! Mereka masih menganggapku seorang perokok! Menyentuhnya saja aku pantang! Tapi mengapa aku terkena dampaknya? Apakah ini memang takdirku? Aku yakin, tak ada masalah yang diciptakan tanpa adanya solusi. There is Rainbow before Stormy day.
Inilah hidupku kawan, untuk bernafaspun aku susah. Padahal aku sedikitpun tak menyentuh barang haram tersebut, namun aku malah mendapat musibahnya. Banyak orang senasib denganku, berjuang untuk tetap hidup. Berjuang untuk kembali sehat, tapi mengapa kalian dengan badan yang sehat malah menyianyiakan kesehatan kalian dengan merokok? Aku sungguh sedih, janganlah kalian bernasib sama dengan ku. Apakah kamu masih ingin melihat orang yang kamu cintai berada disampingmu? Itu semua terserah kemauanmu, kamu yang menentukan.