Namaku Heeza, Mahasiswi semester 4 di salah
satu universitas swasta di negeri ini. Waktu waktuku ku habiskan untuk belajar
dan belajar. Terbayang wajah ayah bunda ku di rumah, betapa susahnya mereka
menyekolahkanku sampai saat ini. Mereka bekerja keras demi aku. Maka dari itu
aku akan membalasnya dengan jeri payahku sendiri, yakni prestasi. Aku tahu ini
tak seberapa, namun aku akan berusaha demi membanggakan ayah bunda ku.
Tapi
niat itu seketika terhenti saat Aku merasakan sakit yang hebat di dadaku, sesak
nafas, dan batuk tiada henti. Aku tak mau mengkhawatirkan kedua orang tuaku,
kusembunyikan semua perasaan sakit yang menyiksa ini, dan menampilkan semua
yang baik dariku. Cheers! Hanya itu yang kutampilkan pada mereka. be strong
heeza!
Sampai
pada akhirnya, aku tak kuasa membendung rasa sakit ini, tubuhku yang mengurus
memuntahkan darah yang cukup banyak dihadapan kedua orang tuaku. Mereka panik
melihatku tak berdaya sambil tak hentinya memuntahkan darah.
“Ayah
bunda, maafin Heeza ya. Heeza nggak pernah bilang kalo Heeza sakit. Heeza
pengin ayah bunda ngga khawatir tentang keadaan heeza” tuturku dihadapan ayah
bundaku, tak hentinya aku menangis merintih sakit.
Ayah dan bundaku tak kuasa melihatku terbujur
kaku. Mereka mencoba menghiburku, tak kuasa aku melihatnya. Oh tuhan tolong
aku!
Divonis
dokter menderita kanker paru, dalam hariku yang begitu menyesakkan di ruang
rumah sakit aku berusaha untuk menjadi Heeza yang dulu namun sekarang , Aku
adalah perokok pasif, siapapun itu yang membuatku menjadi perokok pasif aku
berharap orang itu berhenti untuk merokok. Aku tak mau mereka merasakan hal
yang sama padaku. Cukup aku saja yang menderita akan penyakitku. Jangan kalian,
kumohon.
“Bunda,
Heeza mau kuliah. Boleh kan?” pintaku dengan bunda. Kehidupan di ruang rumah
sakit ini membuatku merasa bosan.
Bunda memang orang yang pengertian, beliau
mengizinkanku untuk kuliah tapi hanya sesaat. Walaupun sesaat, rasanya sangat
senang, aku bisa bertemu dengan temanku.
Dengan
perlengkapan khusus, masker dan apapun itu yang membuat menular ditutup dari
tubuhku. Its okay! Tak membatasi niatku untuk kuliah.
Di
kampus, semua berbeda, mereka mengasingkan aku, menjauhi ku. Aku dikucilkan
bahkan tak dianggap sedikitpun. Memang sedih, tapi lebih sedih jika mereka
tertular virusku! Aku orang yang
terasingi! Aku zombie! Tuhan, adakah ujungnya penderitaan ini? Heeza yang dulu
dikenal sebagai wanita yang normal, namun sekarang, aku layaknya manusia yang
bangkit dari kematian. Tersenyum! Hanya itu yang dapat kulakukan, apapun
perasaanku aku selalu tersenyum.
Tubuhku
yang mengurus dan membungkuk membuatku tak berdaya. Batuk terkadang disertai
darah tiada henti keluar dari paruku. Aku bukan perokok! Mereka masih
menganggapku seorang perokok! Menyentuhnya saja aku pantang! Tapi mengapa aku
terkena dampaknya? Apakah ini memang takdirku? Aku yakin, tak ada masalah yang
diciptakan tanpa adanya solusi. There is Rainbow before Stormy day.
Inilah hidupku kawan, untuk bernafaspun aku
susah. Padahal aku sedikitpun tak menyentuh barang haram tersebut, namun aku
malah mendapat musibahnya. Banyak orang senasib denganku, berjuang untuk tetap
hidup. Berjuang untuk kembali sehat, tapi mengapa kalian dengan badan yang
sehat malah menyianyiakan kesehatan kalian dengan merokok? Aku sungguh sedih,
janganlah kalian bernasib sama dengan ku. Apakah kamu masih ingin melihat orang
yang kamu cintai berada disampingmu? Itu semua terserah kemauanmu, kamu yang
menentukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar